Nama-nama Varian Baru Virus Covid-19 Hasil Mutasi, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya
Pandemi COVID-19 sudah berjalan hampir dua tahun. Seiring berjalannya waktu, Virus COVID-19 mengalami mutasi dan menghasilkan beragam varian baru. Dengan beragamnya varian COVID-19, maka kita wajib mengetahui perbedaan setiap varian dan memahami gejalanya serta cara mencegah penularannya agar tidak terinfeksi virus COVID-19 ini.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan adanya pemberian nama-nama baru untuk setiap varian dari virus COVID-19 yang telah terdeteksi di beberapa negara. Penamaan ini dilakukan setelah sejumlah pertimbangan serta adanya konsultasi secara luas dan tinjauan dari banyak sistem penamaan potensial.
“WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) mengumpulkan sekelompok ahli mitra dari seluruh dunia untuk melakukannya, termasuk para ahli yang merupakan bagian dari sistem penamaan yang ada, ahli nomenklatur dan taksonomi virus, peneliti dan otoritas nasional,” tulis WHO dalam keterangannya.
WHO memutuskan memberikan nama-nama baru bagi varian virus COVID-19 yang tidak terkait dengan suatu negara, namun masih tetap mudah untuk diingat. Nama tersebut menggunakan alfabet Yunani. "Tidak ada negara yang boleh distigmatisasi karena mendeteksi dan melaporkan varian," kata Van Kerkhove melalui akun Twitter-nya, 31 Mei 2021.
Nama-nama varian virus COVID-19
Dilansir dari laman Organisasi Kesehatan Dunia WHO, Berikut ini penamaan untuk 10 varian baru virus COVID-19 yang dikeluarkan oleh WHO:
1. Alpha
B.1.1.7 merupakan varian virus COVID-19 yang pertama kali muncul di Inggris pada Desember 2020. Studi awal mengenai varian baru virus COVID-19 tersebut menunjukkan potensi peningkatan penularan dan rawat inap. Adapun sejumlah gejala dari varian baru virus COVID-19 Alpha ini yakni:
- Demam
- Batuk
- Sulit bernapas
- Menurunnya fungsi indera pengecap dan penciuman
- Keluhan pada saluran pencernaan
2. Beta
Virus COVID-19 varian B.1.351 pertama kali ditemukan di Teluk Nelson Mandela, Afrika Selatan pada Oktober 2020. Dikutip dari Kompas.com (3/5/2021) varian virus COVID-19 B.1351 bisa mempengaruhi netralisasi beberapa antibody, akan tetapi belum terdeteksi apakah jenis tersebut mampu meningkatkan risiko keparahan penyakit.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi sebelumnya mengatakan diduga varian virus COVID-19 Beta ini mempengaruhi penurunan efikasi vaksin Covid-19. Varian virus COVID-19 Beta ini juga memiliki kemampuan penularan yang lebih cepat dan berpotensi mengakibatkan kematian yang tinggi.
3. Gamma
P.1 merupakan varian virus COVID-19 yang ditemukan di Brasil. Varian virus COVID-19 Gama ini juga sama dengan varian B.1.352 ditemukan lolos dari netralisasi saat diinkubasi dengan antibody yang dihasilkan sebagai respon terhadap gelombang pertama pandemi.
4. Delta
Virus COVID-19 varian B.1.617 merupakan varian baru dari mutasi ganda E484Q dan L452R. E484Q mirip dengan E484K, yang merupakan mutasi yang terlihat pada varian Afrika Selatan B.13.53 dan pada varian Brasil, P1. Adapun L452R juga terdeteksi dalam varian virus California, B.1.429. Varian virus COVID-19 ini ditemukan di India pada Oktober 2020.
Varian virus COVID-19 Delta ini diangggap lebih menular dan bisa menyebar lebih cepat. Varian virus COVID-19 Delta juga sudah menyebar ke sejumlah wilayah di Indonesia antara lain Jakarta.
5. Epsilon
Varian virus COVID-19 baru ini merupakan varian Callifornia. Melansir dari CNBC, varian virus COVID-19 Epsilon ini diperkirakan menyumbang 52 persen kasus Covid di California, 41 persen di Nevada, dan 25 persen di Arizona.
CDC juga telah mengklasifikasikan varian virus COVID-19 Epsilon ini sebagai varian kekhawatiran yang berarti ada bukti bahwa varian ini mengarah pada peningkatan penularan dan penyakit yang lebih parah.
6. Zeta
Varian P2 adalah varian virus COVID-19 lain selain varian P1 yang terdeteksi lebih dulu di Brazil. Varian virus COVID-19 Zeta ini juga telah terdeteksi lebih dahulu di Inggris dan dilaporkan menyebar di Rio de Janeiro.
Varian virus COVID-19 Zeta ini meskipun mengandung E484K namun diangggap tak cukup untuk menetapkannya masuk sebagai Varian kekhawatiran. Melansir dari Belfasttelegraph Varian virus COVID-19 Zeta tidak mengandung mutasi penting lain sebagaimana yang dibawa varian P1.
7. Eta
Virus COVID-19 variaan B.1525 adalah varian yang baru-baru ini diidentifikasi di Inggris. Para ilmuwan mengawasi varian virus COVID-19 Eta ini karena memiliki beberapa mutasi pada gen protein lonjakan. Mutasi tersebut atermasuk adanya E484 K.
Meski demikian sejauh ini tak ada bukti bahwa virus COVID-19 Eta lebih menular atau mengarah ke penyakit yang lebih parah.
8. Theta
Varian virus COVID-19 asal Filipina ini dideteksi di Filipina pada 13 Maret 2021 dan ditemukan pada sampel lokal Filipina. Mengutip dari Rappler, meskipun belum cukup bukti varian virus COVID-19 Theta tersebut berdampak pada kesehatan masyarakat namun tetap ada kemungkinan virus lebih menular dibandingkan versi asli SARS-CoV-2.
9. Lota
Virus COVID-19 varian B.1526 mulai ditemukan pada sampel yang dikumpulkan di New York pada Bulan November 2021. Belum diketahui apakah varian virus COVID-19 Iota lebih menular dibandingkan virus aslinya.
Varian virus COVID-19 Iota juga belum tersebar luas, namun tampaknya menyebar cukup efisien melalui wilayah metropolitan New York dan sekitarnya.
10. Kappa
Varian virus COVID-19 Kappa merupakan varian baru yang terdiri dari mutasi ganda. Di India, yang melaporkan lebih dari 2,7 juta kasus infeksi, sub-garis keturunan B1617,1 dan B1617,2 ditemukan masing-masing pada 21 persen dan 7 persen dari semua sampel. B1617.1 dan B1617.2 terbukti resisten terhadap antibodi Bamlanivimab yang digunakan untuk pengobatan COVID-19, serta "berkurangnya kerentanan terhadap antibodi netralisasi" untuk B1617.1.
Pencegahan penularan virus COVID-19
Meski mutasi virus COVID-19 masih terus berlangsung, namun pencegahan penularan masih tetap sama, yakni dengan menjalankan protokol kesehatan antara lain:
- Memakai masker
- Mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih
- Menjaga jarak
- Menghindari kerumunan
- Menjalani imunisasi
Itulah beragam nama varian baru virus COVID-19 beserta gejala dan cara mencegah penularannya. Semoga pandemi segera berakhir.