Cara Menghadapi Toxic People dan Memahami, serta Ciri-cirinya

Cara Menghadapi Toxic People dan Memahami, serta Ciri-cirinya


Anda mungkin mengenal seseorang yang sering menimbulkan berbagai masalah dalam hidup, menghabiskan energi, menyebabkan stres, perasaan tidak nyaman, dan terluka secara fisik maupun emosional. Orang yang perilakunya menimbulkan perasaan-perasaan negatif seperti ini bisa disebut sebagai toxic people.


WebMD mengutip tanda-tanda Anda sedang berhadapan dengan toxic people, seperti:

  • Merasa dimanipulasi untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin dilakukan
  • Terus merasa bingung dengan perilaku seseorang
  • Merasa dihutangi permintaan maaf yang tidak kunjung datang
  • Merasa harus menyiapkan alasan dan jawaban untuk membela diri
  • Merasa cemas, takut, dan tidak nyaman ketika mereka hadir
  • Menjadi merasa rendah diri dan tidak berharga
  • Toxic people bisa jadi siapa saja, seperti teman, rekan kerja atau atasan, hingga anggota keluarga sendiri.


Apa Toxic People itu?



Sebelum menentukan apakah seseorang dalam kehidupan Anda adalah toxic people dan mengambil tindakan, yang terbaik adalah mengetahui terlebih dahulu siapakah toxic people ini sebenarnya.


Jodie Gale, psikoterapis di Australia, mengatakan bahwa secara keseluruhan mungkin seseorang bukan “beracun”, tapi bisa saja perilaku dan hubungan dengan orang tersebut toxic.


Toxic People mungkin pernah terluka parah di masa lalu, tetapi kemudian belum dapat bertanggung jawab atas luka, perasaan, kebutuhan, dan masalah lainnya di kemudian hari.


Meskipun kepribadian yang toxic tidak termasuk dalam diagnosis gangguan kesehatan mental, menurut edisi kelima Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), Walden University mendeskripsikan kelakuan toxic sebagai salah satu tanda adanya gangguan kepribadian dalam diri seseorang.


Dalam DSM juga dijelaskan bahwa ciri-ciri penting dari sebuah gangguan kepribadian adalah gangguan fungsi kepribadian (bagi diri sendiri dan orang lain) serta adanya ciri-ciri kepribadian yang merugikan dan patologis.


Contohnya, orang yang mengalami gangguan narsistik mungkin juga akan menunjukkan perilaku toxic karena mereka tidak dapat mengenali atau mengidentifikasi perasaan dan kebutuhan orang lain.


Hubungan dengan orang yang narsistik sebagian besar tidak didasarkan pada ketulusan, tetapi hanya pada harga dirinya saja.


Selain gangguan kepribadian, seringkali ditemukan bahwa orang yang berperilaku toxic memiliki latar belakang trauma dan stres yang sedang dihadapi.


Namun, toxic people tidak dapat menangani trauma dan stres dengan baik serta biasanya berakhir dengan menyakiti orang di sekitar mereka.


Ciri-ciri Toxic People



Menurut psikoterapis Amy Tatsumi, jika Anda menganggap perilaku seseorang adalah toxic, hal itu juga terkait dengan bagaimana respons Anda terhadap interaksi tersebut.


Reaksi ini termasuk perasaan dikhianati, menarik diri, mati rasa atau menjadi terlalu akomodatif (selalu mengikuti keinginan orang lain).


Perilaku toxic ini biasanya terjadi karena mereka melintasi batasan pribadi serta mengabaikan nilai-nilai pribadi.


Kedua belah pihak memiliki peran dalam suatu hubungan yang toxic, jadi memahami bagaimana Anda bereaksi dan berinteraksi dengan orang tersebut mungkin merupakan langkah pertama dalam menangani suatu hubungan yang toxic.


Pada dasarnya, toxic people dapat dikenali dari beberapa tanda yang akan dirasakan Anda setelah berinteraksi dengan mereka. Ini adalah beberapa tanda toxic people:


1. Menguras Energi

Setiap kali Anda bertemu atau berinteraksi dengan toxic people, Anda mungkin merasa lelah, bukan secara fisik, tetapi secara emosional.


Hubungan interpersonal yang beracun akan menyerap energi positif dalam diri, sehingga Anda merasa tidak memiliki kekuatan untuk mengendalikan diri dan perasaan.


Orang yang kelelahan secara emosional mungkin akan berakibat timbulnya sikap apatis pada sesuatu atau orang lain, yang dapat mempengaruhi kehidupan Anda secara negatif.


2. Menggunakan Intimidasi dan Manipulasi

Toxic people biasanya menggunakan intimidasi dan ancaman untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.


Jika Anda merasa harus melakukan sesuatu yang tidak ingin mereka lakukan karena diancam atau dimanipulasi, orang tersebut bisa saja menjadi "racun" dalam hidup.


Ancaman ini bisa juga datang dalam bentuk ultimatum atau pilihan yang sulit ditolak oleh Anda, misalnya jika mereka mengambil cuti sakit Anda dipaksa untuk memilih antara bekerja atau pemotongan gaji, atau membujuk untuk melakukan sesuatu dengan dalih hubungan pertemanan atau saudara.


Anda mungkin tidak ingin melakukan sesuatu dengan alasan yang melanggar prinsip, moral atau nilai pribadi, atau menyebabkan kerugian.


Namun, orang dengan perilaku toxic dapat mengancam, memanipulasi, atau menimbulkan perasaan bersalah, untuk mendorong Anda melakukan apa yang mereka inginkan demi keuntungan pribadi mereka sendiri.


3. Playing Victim

Toxic people biasanya tidak menyadari bahwa tindakannya terhadap orang lain sebenarnya beracun, sehingga mereka sering merasa (atau meyakini) bahwa dirinya adalah korban, kemudian menyalahkan orang lain ketika perbuatannya menyebabkan sesuatu terjadi.


4. Tidak Senang dengan Keberhasilan Orang Lain

Anda tahu seseorang yang memuji orang lain, tetapi diikuti dengan sesuatu yang negatif? Misalnya, pujian masakan Anda enak tapi cantik dalam penampilannya.


Toxic people biasanya tidak suka melihat orang lain bahagia dan merasa perlu menjatuhkan atau merendahkan kepercayaan diri orang lain, baik orang tersebut adalah pasangan, keluarga, teman atau rekan kerja.


Toxic people mendapatkan kepercayaan diri dengan menjatuhkan orang lain, agar membuat mereka merasa lebih baik dan menunjukkan diri mereka lebih baik daripada orang lain.


5. Emosinya Sulit Ditebak

Berinteraksi dengan toxic people akan membuat Anda mudah cemas dan sangat berhati-hati saat menyampaikan atau melakukan sesuatu.


Toxic people yang terkadang memiliki masalah dengan pengelolaan emosi bisa jadi sangat tidak terduga atau sulit ditebak.


Terkadang mereka bisa bahagia, tetapi juga bisa menjadi dingin, mudah tersinggung, mudah marah, dan meledak tanpa diduga.


Toxic people tersebut menyadari bahwa orang-orang yang peduli atau membutuhkan mereka akan berusaha untuk tidak membuat mereka kesal atau sedih, sehingga mereka menggunakan situasi ini untuk memanipulasi orang lain melalui emosi, dan kemudian mengontrol orang lain sesuai keinginan mereka sendiri.


Cara Menghadapi Toxic People



Journal of Health and Social Behavior telah menunjukkan bahwa hubungan sosial manusia berdampak jangka pendek dan jangka panjang terhadap kesehatan, baik untuk kebaikan maupun keburukan.


Pengaruh dari hubungan sosial semacam ini mungkin dimulai sejak masa kanak-kanak dan seiring kehidupan berjalan semakin terakumulasi memberikan keuntungan atau merugikan dalam kesehatan.


Orang-orang yang "beracun" tentunya tidak akan memberikan pengaruh yang baik terhadap kesehatan Anda secara mental, yang akhirnya akan mempengaruhi kesehatan fisik.


Berbagai penelitian juga menemukan bahwa keterkaitan antara stres dan kecemasan merupakan salah satu faktor penyebab munculnya berbagai penyakit, seperti gangguan pencernaan sampai penyakit jantung.


Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak toxic people terhadap kehidupan Anda. Mari simak penjelasan berikut ini:


1. Buatlah Batasan

Langkah pertama adalah menyadari bahwa perkataan, tindakan, dan hubungan orang tersebut adalah toxic.


Kemudian tetapkan batasan pribadi dan jangan biarkan toxic people melewati batas. Misalnya, batasi percakapan hanya pada percakapan singkat dengan topik umum, dan hindari memberikan terlalu banyak informasi pribadi kepada orang yang toxic.


2. Evaluasi Hubungan dengan Orang Tersebut

Selain itu, evaluasi kembali makna keberadaan orang tersebut dalam kehidupan Anda. Apakah pandangan atau opini mereka patut untuk disimak dan kehadiran mereka berdampak positif pada kehidupan? Jika tidak, sudah saatnya Anda menjaga jarak secara emosional.


Cara lain adalah mencari dukungan dari teman atau kerabat lain yang tidak toxic untuk membantu Anda menjaga jarak atau melepaskan diri dari orang-orang yang “beracun” yang dapat mengganggu kehidupan.


Meski tidak semua hal dalam hidup bisa dikendalikan dan dipilih, Anda tetap bisa mencoba kembali fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan, seperti mengendalikan emosi, mengendalikan informasi yang dibagikan kepada orang lain, memilih untuk tidak memperdebatkan segala hal, dan lain sebagainya yang bisa membuat pikiran dan perasaan Anda lebih tenang dan positif.


Tidak mudah melepaskan diri dari orang yang beracun atau toxic people, terutama jika orang tersebut memiliki hubungan yang dekat. Lakukan step by step agar Anda bisa memulihkan kembali hubungan yang sehat, ya!