Cara Menyikapi Kesalahan Istri Menurut Islam, Suami Wajib Tahu!
Hubungan suami istri dalam rumah tangga tidak selalu harmonis. Terkadang kesalahan seseorang bisa menimbulkan masalah dalam rumah tangga. Oleh karena itu, suami harus bersikap bijak saat menyikapi kesalahan istrinya.
Mengapa harus seorang suami? Karena suami adalah kepala rumah tangga, baik sebagai pengambil keputusan maupun pelindung.
Fitrah seorang istri memang membutuhkan pengarahan dari suami, seperti dalam sebuah hadist: “Perempuan tidak akan mampu lurus selamanya. Jika kamu merelakannya meski ada kebengkokan itu, kamu akan bahagia bersamanya. Tetapi jika kamu memaksa meluruskan kebengkokannya, kamu akan membuatnya patah, yaitu perceraian.” (H.R. Muslim).
Nyatanya, tidak semua istri harus disalahkan atas kesalahannya. Sebagai suami yang bijak, Anda harus mengetahui waktu yang tepat. Seperti kisah tentang para istri nabi.
Tatkala Nabi Muhammad SAW menyampaikan beberapa perkara kepada istrinya Hafshah RA dan berpesan untuk tidak menceritakannya kepada siapapun.
Namun, Hafsha tidak menjalankan wasiat tersebut. Hafshah justru malah menceritakannya kepada 'Aisyah RA. Kemudian, Allah SWT pun memberitahukan kepada Nabi Muhammad SAW atas kejadian tersebut, sehingga pada akhirnya Nabi pun hanya menegur Hafshah atas sebagian kesalahannya saja dan membiarkan (mentolerir kesalahan lainnya).
Cara Menyikapi Kesalahan Istri
Lantas, bagaimana cara menyikapi kesalahan seorang istri yang perlu dilakukan oleh seorang suami? Menurut Islam, ada beberapa cara untuk menyikapi kesalahan istri yang bisa dijadikan acuan. Berikut ini adalah ulasan yang dikutip dari Muslim.or.id.
1. Mudah Memaafkan
Cara menyikapi kesalahan istri yang pertama adalah dengan memaafkannya. Allah SWT memberikan motivasi untuk menjadi pribadi yang dapat dengan mudah memaafkan kesalahan orang lain dalam firman-Nya:
“Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya,” (QS Ali ‘Imran: 159).
Begitu juga saat berhadapan dengan istri yang marah. Rasulullah mengajarkan untuk memaafkan kesalahan orang lain, terutama istrinya sendiri.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk memaafkan perbuatan istri ketika sedang marah, karena ketika istri marah semua perkataan dan perbuatannya dikendalikan oleh syetan. Oleh karena itu, dengan memaafkannya, kita tidak akan menimbulkan masalah baru yang lebih rumit.
2. Tidak Membalasnya dengan Kemarahan
Cara menyikapi kesalahan istri yang kedua adalah dengan tidak membalasnya dengan kemarahan juga. Rasulullah adalah Uswatun Hasanah atau teladan terbaik. Dalam rumah tangga, Rasulullah SAW merupakan pribadi yang tidak pernah marah kepada istri.
Dalam beberapa hadist dari Imam Bukhari, terdapat sebuah kisah dari keutamaan rasul tidak menunjukkan rasa amarah.
Pada suatu hari, Rasulullah sedang menemui sejumlah tamu yaitu para sahabat beliau. Tiba-tiba terdengar suara piring pecah.
Ternyata Aisyah baru saja memukul piring berisi makanan yang dibawa oleh pembantu Zainab untuk disuguhkan kepada Rasulullah. Piring itu pecah dan makanannya pun jatuh.
Menyaksikan insiden tersebut Rasulullah tidak marah. Beliau tidak merasa kehormatannya dipermalukan. Beliau tidak merasa khawatir disebut sebagai suami yang tidak mampu mendidik istrinya untuk mengendalikan emosi. Sama sekali tidak.
Namun, Rasulullah mendekati keduanya dengan tenang lalu beliau memunguti makanan tersebut dan meletakkannya di sisa-sisa piring, kemudian membawanya kepada para tamu. “Maaf… ibu kalian sedang cemburu,” kata Rasulullah kepada para sahabatnya.
Demikianlah akhlak agung Rasulullah SAW. Beliau tidak mempermasalahkan masalah, namun menyelesaikan masalah. Dan Rasulullah memecahkan masalah dengan bijak.
Beliau tidak memarahi Aisyah karena memarahi istri yang sedang marah akan menimbulkan masalah baru.
3. Bersikap Sabar
Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan bersikap sabar.
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda kepada Aisyah; “Sesungguhnya aku dapat membedakan antara sikap kamu yang sedang marah kepadaku dan yang sedang suka kepadaku.” Aisyah bertanya, “Bagaimana engkau tahu itu?” Rasulullah menjawab, “Apabila kamu sedang tidak marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad’ dan jika kamu sedang marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim’.” Aisyah pun membenarkan dan berkata, “Sesungguhnya aku hanya meninggalkan namamu saja.” (Muttafaq ‘alaih).
Dalam hadist tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan akhlak terpuji yakni untuk selalu bersikap sabar. Demikian pula saat menyikapi kesalahan istri dan dalam posisi yang sedang marah.
Harus selalu mengedepankan sikap sabar. Karena Allah SWT sendiri dalam firmannya akan memberikan pahala yang luar biasa bagi mereka yang bersabar.
4. Melarang Bersikap Kasar kepada Istri
Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan tidak bersikap kasar kepada istri. Suatu kali pernah terjadi perselisihan antara Rasul dan Aisyah hingga mereka melaporkan kepada Abu Bakar dan memintanya menjadi penengah (mediator).
Kemudian Rasulullah SAW berkata, “Hai, Aisyah, apakah kamu atau aku yang akan berbicara?” Aisyah menjawab, “Biar kamu yang bicara, tetapi jangan katakan kecuali kebenaran.” Melihat kelancangan Aisyah, Abu Bakar memukul mulut Aisyah hingga berdarah.
Abu Bakar menghardik Aisyah, “Wahai perempuan yang memusuhi dirinya sendiri, adakah Rasulullah pernah berbicara tidak jujur.” Melihat ayahnya marah, Aisyah segera berlindung di belakang Rasulullah.
Kemudian Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassalam berkata, “Kami tidak berkunjung ke rumahmu untuk berlaku kasar seperti itu, dan kami pun tidak menginginkan perbuatan itu darimu.” (H.R. Thabrani).
Dalam kisah tersebut, Rasulullah sangat melarang berbuat kasar kepada istri seperti memukul hingga melukainya. Karena itu, dalam menyikapi kesalahan istri, bersikap kasar bukanlah solusi. Bahkan hanya akan menimbulkan masalah baru.
Sebagai pemimpin rumah tangga, sudah seharusnya suami bersikap hati-hati saat menyikapi kesalahan istri.