Cara Agar Tidak Mudah Baper a.k.a Bawa Perasaan, Validasi Dulu Emosi Anda

Cara Agar Tidak Mudah Baper a.k.a Bawa Perasaan, Validasi Dulu Emosi Anda


Istilah baper atau "bawa perasaan" terkadang bisa menimbulkan bias dalam perasaan seseorang. Apakah orang yang cenderung melakukan ini lebay alias berlebihan, atau apakah mereka benar-benar sensitif? Secara ilmiah, beberapa orang tergolong orang yang sangat sensitif (highly sensitive person). Untuk ini, mohon berikan batasan diri agar Anda tahu bagaimana menghindari mudah baper.


Selain itu, istilah ilmiah untuk orang yang sangat sensitif adalah kepekaan pemrosesan sensorik (sensory-processing sensitivity). Mereka memang terlahir dalam kondisi ini. Orang-orang HPS merasakan sesuatu lebih dalam berbagai hal daripada orang lain, dan ketika mereka bereaksi.


Cara agar tidak mudah baper


Orang dengan kepekaan tinggi mudah terganggu oleh hal-hal kecil. Contohnya berkisar dari pakaian yang terasa gatal hingga berurusan dengan orang yang kasar.


Sayangnya, situasi ini dapat menyebabkan seseorang menjadi terlalu cemas dan stres kapan saja. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara agar tidak mudah baper bagi orang yang termasuk sangat sensitif (highly sensitive person), yaitu:


1. Cobalah untuk meditasi



Berpikir secara cermat dan meditasi bisa menjadi cara untuk mengenal diri sendiri. Tak hanya itu, cara ini juga memudahkan pikiran dan perasaan Anda untuk tenang dan fokus kembali. Meditasi bisa dilakukan dimana saja, bahkan jenis meditasi sambil berjalan pun patut dicoba.


Saat bermeditasi, pahami pikiran dan perasaan Anda. Jika sudah terbiasa, proses menenangkan tubuh dan pikiran akan lebih cepat. Respon stres dapat diarahkan menjadi ketenangan. Selain itu meditasi dapat membantu seseorang agar tidak mudah emosian. Asumsikan bahwa Anda membumi (menjadi grounded) dan dapat menahan hal-hal pemicu tekanan.


2. Kenali batasan diri


Ada banyak cara untuk mengidentifikasi batasan diri, mulai dari mengatakan tidak dengan berani hingga mengungkapkan perasaan Anda saat ada yang mengganjal di hati. Ini terjadi hanya ketika seseorang benar-benar memahami dirinya sendiri. Mulailah dengan cara sederhana untuk memberi tahu orang lain apa yang Anda suka dan tidak suka.


Tidak hanya itu, tetapi juga terapkan teknik ini pada apa yang terjadi setiap harinya. Dengan kata lain, tidak hanya perlu membangun relasi dengan orang lain, tetapi juga perlu memahami batasan.


Berikan fleksibilitas yang sama untuk semua jadwal dan rencana. Tujuannya untuk menghindari kemungkinan stres yang berlebihan saat keadaan melebihi ekspektasi Anda.


3. Kenali zona untuk rileks


Cara agar tidak mudah baper dan terusik oleh emosi lainnya adalah dengan mengidentifikasi tempat Anda bisa merasa rileks. Mungkin rumah yang dirasa menenangkan dan bebas konflik. Tambahkan beberapa elemen, seperti menyalakan aromaterapi sampai menyalakan musik bernada tenang.


Tidak hanya area berupa tempat-tempat seperti rumah, tetapi juga area yang sama dalam pergaulan dengan orang lain atau pasangan. Artinya Anda perlu mengetahui bagaimana menangani konflik ketika ada perbedaan atau gesekan. Semakin banyak pelatihan yang Anda coba untuk menyelesaikan konflik, semakin kecil kemungkinannya untuk menjadi baper.


4. Pilih orang-orang terdekat



Terjebak dalam lingkaran pertemanan yang dirasa beracun (toxic) adalah hal terakhir yang Anda inginkan. Hidup itu sementara, mengapa membuang waktu dan energi untuk memahaminya terlalu dekat? Ini bisa berdampak buruk, dari membuat Anda tidak menghormati diri sendiri hingga menurunkan kepercayaan diri Anda.


Oleh karena itu, sadarilah bahwa setiap orang berhak memilih orang yang paling dekat dengannya. Hindari orang yang sering membuat Anda frustrasi.


Berikan ruang bagi orang yang memiliki empati dan rasa hormat terhadap perasaan orang lain. Apalagi jika Anda adalah orang yang sangat sensitif (highly sensitive person), Anda membutuhkan seseorang yang benar-benar memahami keadaan, karena Anda membutuhkan lebih banyak dukungan dari orang biasa.


5. Cari tempat untuk bercerita


Saat Anda baper tentang sesuatu, pastikan ada tempat untuk mengobrol. Bisa teman terdekat, kerabat, orang tua atau siapa saja yang bisa memberikan respon yang netral dan obyektif. Temukan seseorang yang benar-benar Anda percayai dan dia dapat memahami perasaan Anda.


Tidak hanya orang, tempat bercerita ini juga bisa dengan menulis diari. Mengembangkan kebiasaan mengekspresikan emosi dengan menulis merupakan terapi yang sangat baik untuk mengatur emosi seseorang.


6. Perawatan diri (Self-care)


Orang yang sangat sensitif (highly sensitive person) rentan merasa stres. Jika kondisinya serius, dapat memengaruhi nafsu makan dan kualitas tidur. Untuk ini, harap diingat bahwa merawat diri sendiri atau self-care itu penting.


Tidur yang cukup selama 7 hingga 8 jam di malam hari, makan makanan bergizi, dan mulailah merawat tubuh Anda. Tidak hanya itu, jangan lupa untuk merawat emosi kamu, karena meski tidak terlihat, perannya sangat penting.


7. Kenali pemicunya


Jika baper terjadi berulang kali, pastikan hal apa yang mungkin jadi pemicu utamanya. Setiap orang secara alami bereaksi berbeda terhadap pemicu stres. Apa yang orang lain anggap biasa bisa dianggap luar biasa bagi Anda.


Dengan memahami apa pemicunya, ini dapat membantu menghindarinya. Jika perlu, buatlah buku harian hal-hal yang menjadi pemicu stres. Dengan cara ini, Anda dapat memprediksi dan memproses emosi secara lebih komprehensif atau matang saat itu terjadi.


Catatan
Memang, orang yang dari lahir sudah dalam kondisi sensitif (highly sensitive) tidak dapat mengubahnya begitu saja semudah membalikkan telapak tangan. Namun, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Anda untuk mengubah cara berpikir dan kebiasaan Anda.

Oleh karena itu, lakukan apa yang sesuai untuk pikiran dan fisik. Saat Anda terbiasa, Anda akan menjadi orang yang lebih mudah beradaptasi sekaligus mampu menahan tekanan (stres) apa pun.