Efek Negatif Terlalu Lama Nonton TV

Efek Negatif Terlalu Lama Nonton TV


Dengan tidak adanya aktivitas, menonton TV merupakan aktivitas yang Anda pilih ketika Anda merasa lelah di rumah setelah seharian beraktivitas. Bagi sebagian orang menonton TV merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup, karena melalui TV banyak program yang dapat menambah pengetahuan dan informasi..



Namun bagi yang suka menonton TV, program apapun yang ditontonnya hendaknya tidak hanya memperhatikan jarak aman menonton TV. Selain itu perlu memperhatikan konsekuensi menonton TV dalam waktu lama, agar tidak menimbulkan efek buruk bagi kesehatan di kemudian hari. Berikut ini bisa dianggap sebagai konsekuensi yang membutuhkan perhatian.


Obesitas atau Kegemukan


Percaya atau tidak, terlalu lama menonton TV seringkali menyebabkan kemalasan pada anggota tubuh yang bergerak. Otot yang jarang diaktifkan oleh olahraga dalam waktu yang lama bisa mengganggu metabolisme. Tidak hanya itu, menonton TV sambil menyantap camilan bisa memicu kenaikan berat badan yang berujung pada obesitas.


Sakit Mata


Terlalu lama menonton TV seringkali memperburuk kesehatan mata, terutama bagi mereka yang suka menonton TV di ruangan yang kurang cahaya. Saat mata tertuju pada suatu objek dalam waktu yang lama maka mata akan menjadi mudah tegang dan sakit, dalam hal ini adalah acara TV yang menarik perhatian Anda.


Kurang Bergaul atau Sosialisasi


Sama halnya dengan frekuensi penggunaan handphone atau smart phone yang terlalu sering saat ini, orang akan ketagihan nantinya, dan akhirnya jarang bersosialisasi dengan orang lain. Sering menonton TV adalah pilihan yang baik, tetapi berisiko tinggi mengurangi interaksi sosial dengan keluarga dan teman. Bahkan dapat memicu fobia sosial.


Perilaku Agresif


Menonton TV terlalu lama dapat menyebabkan perilaku agresif, seringkali tanpa adanya bimbingan orang tua si anak. Anak kecil cenderung menunjukkan perilaku agresif setelah menonton TV atau film yang berisi adegan kekerasan.


Lebih dari 3.000 anak usia 3 tahun telah berpartisipasi dalam penelitian ini, dan hasilnya anak-anak yang sering menonton TV secara langsung maupun tidak langsung mampu menunjukkan perilaku agresif terhadap orang-orang di sekitarnya. Hal ini perlu dicegah dengan membimbing anak agar tidak nyaman di depan TV atau membimbingnya menonton acara yang sesuai dengan usianya.


Lebih Banyak Makan


Istilah untuk situasi ini adalah makan secara tidak sadar, kebanyakan orang tidak begitu menyadari bahwa ketika mereka menonton TV dan bersenang-senang, mereka memiliki lebih banyak kesempatan untuk makan dibandingkan dengan aktivitas lainnya. Dalam hal ini, camilan adalah kata yang lebih tepat.


Gangguan Tidur


Efek yang tidak diinginkan dari menonton TV dalam waktu lama, ada efek kadar melatonin di otak mungkin berdampak signifikan terhadap ritme alami tubuh. Beberapa akibat dari gangguan tidur yang disebutkan di sini adalah:

  • Kelelahan tanpa sebab.
  • Tidur yang tidak teratur.
  • Insomnia, yaitu ketidakmampuan untuk tertidur, sehingga Anda bisa tetap terjaga dalam waktu yang lama.


Jika Anda mengalami hal ini cukup lama tanpa perawatan tepat waktu atau membatasi waktu menonton TV, gangguan tidur jenis ini dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa.


Pubertas Dini


Menonton TV dalam waktu lama atau sering dapat menyebabkan penurunan kadar hormon melatonin, terutama pada otak anak perempuan, yang menyebabkan pubertas dini. Ya, dalam beberapa kasus, kadar melatonin yang lebih rendah terkait dengan pubertas dini pada beberapa gadis.


Penyakit Jantung, Penyakit Kardiovaskuler dan Kanker


Menonton TV terlalu lama sering kali meningkatkan risiko penyakit jantung. Analisis data yang dikumpulkan dalam 6 tahun terakhir menunjukkan bahwa 8.800 pria dan wanita di bawah usia 25 dan tidak ada riwayat penyakit jantung yang berpartisipasi menunjukkan bahwa menonton TV setiap jam dapat meningkatkan risiko kematian akibat serangan jantung. dari 18%.


Tidak hanya penyakit jantung, para peneliti juga menunjukkan bahwa dibandingkan dengan orang yang menonton TV tidak lebih dari 2 jam sehari, orang yang menonton TV lebih dari 4 jam sehari memiliki kemungkinan 80% lebih tinggi untuk meninggal akibat penyakit kardiovaskular dalam waktu 6 tahun. Sedangkan risiko kematian akibat kanker mencapai 9%.


Diabetes


Menurut studi pada wanita yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association pada tahun 2003, menonton TV selama 2 jam sehari juga dapat meningkatkan kemungkinan terkena diabetes sebesar 14%. Sedangkan untuk pria, penelitian lain menunjukkan bahwa menonton TV lebih dari 40 jam dalam seminggu berisiko menderita diabetes tipe 2 akan meningkat tiga kali lipat.


ADD/Attention Deficit Disorder


Jika Anda belum pernah mendengar tentang ADD, maka ADD adalah sebuah gangguan pemusatan konsentrasi serta sifat impulsif yang tidak sesuai dengan usia anak Anda. Dalam hal ini, anak penderita ADD akan menunjukkan sikap hiperaktif. Menurut studi University of Washington Child Health Institute, anak usia 3 tahun yang terbiasa menonton TV selama 2 jam sehari mengalami peningkatan gangguan perhatian pada usia 7 tahun, dan risikonya 20%.


Asma


Di Inggris, dengan mempelajari kebiasaan menonton TV lebih dari 3.000 anak dari bayi hingga usia 11 tahun, risiko asma juga akan meningkat saat menonton TV. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa menghabiskan waktu 2 jam sehari untuk menonton TV sebenarnya dua kali lipat lebih banyak menderita asma.


Efek Buruk pada Perkembangan Intelektual Anak


Menonton TV dalam waktu lama dapat berdampak buruk bagi anak-anak, terutama perkembangan mentalnya. American Academy of Pediatrics bahkan melarang anak-anak di bawah usia 2 tahun untuk menonton TV. Untuk anak-anak berusia 2 tahun ke atas, mereka hanya dapat menonton TV selama 2 jam sehari.


Sulit Memiliki Anak


Untuk pasangan yang berencana memiliki anak dalam waktu dekat, sebaiknya tidak terlalu lama menonton TV. Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Harvard menunjukkan bahwa pria yang menonton TV lebih dari 20 jam seminggu memiliki jumlah sperma 44% lebih sedikit dibandingkan pria yang tidak menonton TV. Sebelumnya, penelitian menunjukkan bahwa pria yang menonton TV terlalu lama meningkatkan risiko impotensi.


Ini adalah konsekuensi dari menonton TV yang berkepanjangan terhadap kesehatan anak-anak dan orang dewasa, yang sangat penting bagi kita masing-masing. Bukan hanya sekedar mengetahui, sebaiknya batasi menonton TV agar kita dapat mencegah segala kondisi kesehatan yang buruk.