Pelan-pelan 8 Hal Ini Bisa Jadi Penyebab Kanker Payudara, Jangan dianggap Enteng
Sebagai silent killer, kanker payudara merupakan penyebab utama kematian wanita di dunia setelah kanker rahim. Kanker ini terjadi karena sel-sel di jaringan payudara tumbuh tidak normal dan tidak terkendali. Sel-sel ini terus membelah dan berkumpul menjadi benjolan.
Namun, hingga saat ini belum ada yang mengetahui secara pasti apa yang membuat sel-sel di dalam tubuh berubah menjadi sel kanker. Mengutip Cancer.org, para ahli menduga sel kanker terbentuk karena berbagai faktor yang berkaitan dengan gaya hidup.
Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita sering merasakan tekanan yang menyebabkan stres, dan tidak semua orang bisa mengatasinya dengan baik. Alhasil, stres juga berperan menjadi pemicu terjadinya kanker payudara, karena saat sedang stres, kekebalan tubuh akan berkurang dan tubuh mudah terserang penyakit.
Di sisi lain saat sedang stres, tubuh wanita memproduksi lebih banyak estrogen. Hormon estrogen sendiri memicu mutasi pada sel kanker, termasuk di area payudara. Inilah mengapa kita disarankan untuk mampu menghindari stres dan terus menjalani hidup sehat secara konsisten.
Namun, selain stres masih ada banyak faktor yang justru bisa memicu munculnya sel kanker payudara. Berikut ini daftarnya!
1. Alkohol
Mengonsumsi minuman ber-alkohol telah terbukti meningkatkan risiko kanker payudara.
Dibandingkan dengan orang yang tidak mengonsumsi alkohol, wanita yang minum 2-3 gelas kecil alkohol sehari dapat meningkatkan risiko kanker payudara hingga 20%.
2. Obesitas
Kelebihan berat badan atau obesitas setelah menopause meningkatkan risiko kanker payudara.
Sebelum menopause, ovarium menghasilkan banyak estrogen, sedangkan jaringan lemak menghasilkan sangat sedikit estrogen. Setelah menopause, ovarium berhenti memproduksi estrogen, dan jaringan lemak memproduksi estrogen.
Semakin banyak jaringan lemak yang ada, semakin banyak estrogen yang diproduksi, dan semakin besar juga risiko kanker.
Wanita yang kelebihan berat badan juga memiliki kandungan insulin darah yang tinggi. Kandungan insulin yang tinggi dalam darah juga berhubungan langsung dengan peningkatan risiko kanker, termasuk kanker payudara.
3. Tidak Melakukan Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik secara teratur dapat menurunkan risiko kanker payudara, terutama bagi wanita yang telah memasuki masa menopause.
The American Cancer Society merekomendasikan agar orang dewasa melakukan 150 menit olahraga sedang dan 75 menit olahraga berat setiap minggunya.
4. Tidak Memiliki Keturunan
Wanita yang tidak memiliki anak atau memiliki anak pertama setelah usia 30 tahun memiliki risiko kanker payudara yang sedikit lebih tinggi secara keseluruhan.
Sebaliknya, hamil lebih dari satu kali pada usia muda dianggap dapat menurunkan risiko kanker payudara.
Namun, efek kehamilan berbeda juga untuk setiap jenis kanker payudara. Karena ada jenis kanker payudara tertentu yang disebut triple negative di mana kehamilan justru semakin meningkatkan risiko penyakit mematikan ini.
5. Tidak Menyusui
Penelitian telah menunjukkan bahwa jika Anda menyusui secara aktif hingga 2 tahun, Anda dapat terhindar dari risiko kanker payudara. Penjelasan ilmiahnya adalah menyusui dapat mengurangi siklus haid wanita.
Pada saat yang sama, ibu yang baru melahirkan juga dianjurkan untuk menyusui sampai 6 bulan pertama usia bayi. Sebab jika Anda aktif menyusui, hormon prolaktin (hormone prolactin) di dalam tubuh bisa menekan produksi estrogen yang berlebihan.
Bagi ibu yang mengalami kesulitan saat menyusui, disarankan untuk tidak segera berhenti menyusui. Jika ASI berkurang, justru meningkatkan timbulnya risiko kanker payudara. Cegah hal ini dengan lebih sering memompa ASI.
6. Menggunakan KB
Ada beberapa metode pengendalian kelahiran (KB) yang meningkatkan risiko kanker payudara. Contohnya seperti pil KB, suntik KB, dan alat kontrasepsi dalam Rahim (IUD).
Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan antara penggunaan IUD yang mengeluarkan hormon dan risiko kanker payudara. Untuk alasan ini, ketika Anda ingin menggunakan langkah-langkah kontrasepsi hormonal, Anda harus mendiskusikan risiko tersebut dengan baik dan hati-hati.
7. Melakukan Terapi Hormon setelah Menopause
Terapi hormon estrogen (biasanya digunakan dalam kombinasi dengan progesteron) telah digunakan selama bertahun-tahun untuk membantu meringankan gejala menopause dan mencegah osteoporosis (penipisan tulang).
Ada dua jenis utama terapi hormon. Untuk wanita yang masih memiliki rahim (uterus), dokter biasanya meresepkan estrogen dan progesteron (disebut terapi hormon gabungan atau HT). Progesteron dibutuhkan karena hanya estrogen yang dapat meningkatkan risiko kanker rahim.
Bagi wanita yang pernah menjalani histerektomi (tidak lagi memiliki rahim), estrogen saja bisa digunakan. Ini disebut sebagai terapi penggantian estrogen (ERT) atau hanya terapi estrogen (ET).
8. Melakukan Implan Payudara
Implan payudara silikon dapat membentuk jaringan parut pada payudara. Implan membuat jaringan payudara sulit dilihat pada mammogram standar, tetapi gambar x-ray tambahan yang disebut tampilan perpindahan implan (implan displacement) dilihat dapat digunakan untuk memeriksa jaringan payudara secara lebih lengkap (komprehensif).
Beberapa jenis implan payudara dapat dikaitkan dengan jenis kanker langka yang disebut limfoma sel anaplastik besar (ALCL). Ini terkadang disebut sebagai limfoma sel besar anaplastik terkait payudara (BIA-ALCL).
Itulah 8 hal yang dapat menjadi penyebab kanker payudara yang kami kutip dari cancer.org. Jika terdapat pertanyaan ataupun masukan untuk artikel ini jangan sungkan untuk menuliskannya di kolom komentar yang tersedia di bawah. Semoga bermanfaat! Terima kasih 😊