Gejala dan Penyebab Balita Susah BAB serta Cara Mengatasinya
Balita susah BAB atau sembelit merupakan masalah umum yang sering terjadi di seluruh dunia. Hampir semua balita yang dilarikan ke unit gawat darurat di rumah sakit atau klinik dengan keluhan sakit perut akan mendapat diagnosa sembelit atau konstipasi.
Journal of Pediatric Health Care menyebutkan sembelit atau susah BAB adalah masalah umum yang terjadi pada balita. Sekitar 0,7 – 29,6 persen balita di dunia mengalami susah BAB.
Hal ini dikarenakan, frekuensi buang air besar menurun seiring bertambahnya usia. Produksi feses terjadi lebih sering pada bulan pertama kehidupan dan mungkin disebabkan oleh ketidakmatangan saluran pencernaan.
Jurnal Hippokratia mengatakan frekuensi buang air besar bergantung pada usia anak. Karena frekuensi buang air besar berhubungan dengan usia.
Pada periode neonatal dan awal masa bayi, buang air besar dapat terjadi lebih dari 4 kali sehari dan semakin berkurang menjadi 1-2 per hari pada usia 4 tahun di mana 98% anak telah mendapatkan kendali sendiri atas sfingter atau otot dengan bentuk seperti cincin yang berfungsi menutup jalur atau bukaan pada tubuh.
Balita susah BAB biasanya terjadi saat usia 2 hingga 4 tahun saat toilet training dimulai. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena kasus balita susah BAB atau sembelit bersifat sementara.
Gejala Balita Susah BAB
Ada beberapa gejala yang timbul saat Si Kecil benar mengalami sembelit atau susah BAB. Melansir mayoclinic.org beberapa gejalanya antara lain balita tidak BAB selama lebih dari tiga kali seminggu.
Gejala lainnya adalah feses yang dikeluarkan Si Kecil sangat keras, kering dan ukurannya lebih besar dari biasanya. Kemudian gejala berikutnya adalah anak harus mengejan dengan keras saat BAB akibat kotoran yang sulit dikeluarkan.
Sakit perut juga menjadi dalam satu gejala yang sering dirasakan balita saat susah BAB dan anak menjadi lebih rewel. Selain itu, saat Anda memeriksa feses Si Kecil akan terlihat lebih pucat karena tertahan di rectum.
Biasanya, saat mengalami gejala ini balita akan mencoba untuk menahannya. Namun, hal balita susah BAB dapat diatasi dengan cara memperhatikan gerak gerik Si Kecil saat menyilangkan kaki, mengepalkan bokong atau berekspresi saat memegang bangku.
Penyebab Balita Susah BAB
Sembelit biasanya terjadi ketika kotoran atau tinja bergerak terlalu lambat melalui saluran pencernaan, Sehingga tinja menjadi keras dan kering. Hal ini tentu akan membuat Si Kecil merasa tidak nyaman ya mom.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
1. Makanan dan Minuman
Makanan dan minuman merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap sistem pencernaan Si Kecil. Banyak kasus sembelit pada anak atau balita susah BAB disebabkan oleh pola makan.
Balita yang terlalu banyak mengkonsumsi makanan olahan, produk susu dan permen serta tidak diiringi dengan makanan kaya serat seperti buah atau sayur dapat dipastikan mengalami susah BAB.
Selain itu, kurangnya cairan seperti air putih juga bisa memicu sembelit karena membuat feses menjadi keras.
2. Menahan Sakit Perut karena Asyik Bermain
Balita usia 2 tahun biasanya sudah mulai menikmati asiknya bermain. Tak jarang, mereka akan menolak saat diminta untuk melakukan kegiatan lain seperti pergi ke kamar mandi.
Padahal di usia ini, balita seharusnya sudah mulai diperkenalkan dengan cara menggunakan toilet atau potty training. Sehingga beberapa akan memilih untuk menahan rasa sakit saat akan buang air besar.
Selain itu, beberapa anak juga akan merasa takut atau malu untuk pergi ke toilet terutama di tempat umum. Jika sering dilakukan, hal ini membuat balita susah BAB.
3. Stress
Selain orang dewasa, balita juga bisa mengalami stres. Mengutip niddk.com balita susah BAB karena merasa stres saat menjalani potty training.
Walaupun tidak diungkapkan, tetapi balita juga bisa merasa tertekan karena sesuatu yang terlalu dipaksakan.
4. Takut Tidak Nyaman
Saat balita sudah pernah mengalami sembelit atau susah BAB, mereka pasti akan lebih tegas menolak untuk pergi ke kamar mandi.
Alasannya sudah jelas ya Moms, mereka takut akan merasakan nyeri kembali saat buang air besar.
Padahal, semakin ditahan kotoran akan menumpuk di bagian bawah usus, semakin membesar dan semakin keras hingga semakin sulit dan menyakitkan untuk dikeluarkan.
5. Perubahan Rutinitas
Perubahan rutinitas anak, seperti perjalanan yang jauh, cuaca panas atau stres dapat memengaruhi fungsi usus.
Sehingga kemungkinan balita susah BAB atau sembelit akan terjadi saat mereka pertama kali mulai bersekolah di luar rumah atau saat melakukan perjalanan dalam waktu lama.
Tidak sedikit balita yang sudah memasuki usia sekolah mengalami sembelit atau susah BAB.
6. Sakit
Kondisi kesehatan juga dapat membuat balita susah BAB. Saat anak sakit dan kehilangan nafsu makan mempengaruhi sistem pencernaan di dalam tubuh anak. Sehingga Si Kecil dapat mengalami kondisi sulit untuk buang air besar.
Selain itu, efek samping dari obat juga dapat menyebabkan balita susah BAB. Kemudian, sembelit juga dapat terjadi akibat kondisi medis tertentu, seperti hipotiroidisme atau kondisi kelenjar tiroid yang kurang aktif.
7. Alergi Susu Sapi
Susu memang baik untuk balita, tetapi tidak sedikit dari mereka yang memiliki alergi terhadap protein susu sapi.
Biasanya, balita yang memiliki alergi terhadap susu sapi dan olahannya lebih mudah mengalami sembelit atau susah BAB.
8. Faktor Keturunan
Balita susah BAB atau sembelit juga dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan atau genetik.
Jadi, kalau ada keluarga Anda atau suami yang memiliki masalah terhadap pencernaan bisa jadi diturunkan ke Si Kecil.
Cara Mengatasi Balita Susah BAB
Sembelit atau balita susah BAB dapat diobati dengan berbagai cara. Dokter biasanya akan merekomendasikan apa yang terbaik sesuai gejala yang ditimbulkan oleh Si Kecil.
Dalam beberapa kasus, Si Kecil mungkin perlu menjalani tes medis sebelum dokter merekomendasikan pengobatan.
Namun, balita susah BAB juga dapat diatasi dengan cara berikut ini:
1. Memberikan Makanan Kaya Serat
Makanan yang mengandung serat tinggi dapat membantu tubuh Si Kecil membentuk feses yang lembut dan besar. Anda dapat memberikan makanan berserat tinggi seperti seperti buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, sereal, dan roti.
Namun, kalau anak Anda belum terbiasa dengan diet tinggi serat, mulailah dengan menambahkan beberapa gram serat saja sehari untuk mencegah gas dan kembung. Asupan serat makanan yang disarankan untuk anak-anak adalah 14 gram untuk setiap 1.000 kalori.
2. Minum Banyak Air Putih
Air putih sudah terbukti baik untuk kesehatan termasuk bagi anak-anak. Mulainya membiasakan anak konsumsi banyak air putih agar kadar cairan dalam tubuh seimbang dan mudah buang air besar.
Jika sulit, Anda dapat membelikan botol atau gelas dengan tokoh kartun favorit Si Kecil sehingga mereka akan lebih sering konsumsi air putih.
3. Mulai Kebiasaan Buang Air Besar
Ajak anak Anda untuk ke kamar mandi pada waktu-waktu tertentu sepanjang hari, terutama setelah makan atau saat Si Kecil meminta untuk pergi.
Biarkan mereka duduk setidaknya 10 menit dan letakan bangku kecil di bawah toilet agar balita merasa nyaman saat BAB. Jangan lupa untuk memberikan hadiah seperti stiker agar Si Kecil semakin semangat saat diminta menggunakan ke toilet.
Selain itu, ingatkan selalu Si Kecil untuk tidak menahan rasa sakit karena terlalu asik bermain.
Kapan Harus Bertemu Dokter
Beberapa penelitian memang menunjukan bahwa balita susah BAB merupakan masalah umum dan sering terjadi. Bahkan, hampir 25% pasien dokter anak memiliki keluhan yang sama, yaitu susah buang air besar atau sembelit.
Perlu diingat! setiap gangguan yang terjadi pada tubuh tidak boleh disepelekan Anda apalagi ketika dialami oleh Si Kecil.
Saat Si Kecil mengalami sembelit atau susah BAB lebih dari dua minggu dan disertai dengan gejala lain seperti demam, tidak mau makan, feses berdarah, pembengkakan di perut, berat badan turun, sakit selama buang air besar, muntah dan ada bagian usus keluar dari anus atau rectal prolapse sebaiknya Anda langsung bertemu dengan dokter.
Nantinya dokter akan meminta Anda untuk menjelaskan awal mula Si Kecil mengalami gejala tersebut. Setelah itu dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, jika diperlukan juga akan dilakukan Tindakan seperti colonoskopi.
Nah, Anda sudah tahukan penyebab dan cara mengatasi balita susah BAB? Yuk Anda mulai dicoba ke Si Kecil agar mereka tidak kesulitan saat BAB.