Dampak Pada Bayi Jika Ibu Stres Saat Hamil
Hamil memang bukan perkara yang mudah. Saat hamil terkadang ibu sangat khawatir terhadap segala sesuatu. Perubahan hormon pada ibu hamil pun terkadang mengganggu dan menimbulkan masalah. Misalnya, ibu susah makan karena mual sehingga menjadi khawatir apakah asupan ibu sudah cukup untuk janinnya, ibu sulit tidur sehingga memicu stres, atau ibu terlalu khawatir terhadap persalinan, dan sebagainya.
Stres saat hamil adalah normal. Tetapi jika ibu hamil sering mengalami kondisi tersebut sampai mengganggu aktivitasnya, dampak stres bisa memengaruhi janin. Bayi dalam kandungan mampu merasakan apa yang ibu alami karena ibu mentransfer apa yang dirasakannya ke janin melalui zat-zat atau hormon yang dihasilkan tubuh ibu.
Dampak stres saat hamil mempengaruhi janin
Saat stres, tubuh memproduksi kortisol dan hormon stres lainnya. Jika Anda dapat menangani stres, respon tubuh terhadap stres akan menurun dan tubuh akan kembali ke keadaan semula. Tetapi stres dapat berbahaya jika Anda terus mengalaminya.
Tekanan emosi yang berlangsung terus menerus dapat mengubah sistem manajemen stres tubuh, menyebabkan tubuh bereaksi berlebihan dan memicu respon inflamasi (peradangan). Inflamasi berhubungan dengan menurunnya kesehatan kehamilan dan masalah perkembangan janin dalam rahim ibu.
Penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Clinical Endocrinology menunjukkan bahwa stres yang dirasakan ibu hamil berdampak pada janinnya. Penelitian yang dilakukan oleh Prof. Vivette Glover dari Imperial College London dan Dr. Pampa Sarkar dari Wexham Park hospital, Berkshire ini mengambil sampel darah dari 267 ibu hamil dan cairan ketuban di sekitar janin dalam rahim.
Penelitian tersebut menemukan bahwa saat usia kehamilan 17 minggu atau lebih, kadar kortisol yang lebih tinggi pada darah ibu saat ibu stres berhubungan positif dengan kadar kortisol yang juga tinggi dalam cairan ketuban yang mengelilingi janin. Penelitian juga menemukan bahwa kaitan stres yang dialami ibu terhadap kondisi janin menjadi lebih kuat dengan meningkatkan usia kehamilan.
Kortisol (hormon stres yang diproduksi tubuh ketika kita cemas) baik untuk jangka pendek karena membantu tubuh untuk menangani stres. Namun untuk stres jangka panjang, kortisol dapat menyebabkan kelelahan, depresi, dan membuat ibu rentan terhadap penyakit. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengungkap bagaimana mekanisme stres ibu bisa memengaruhi janin, baik selama bayi dalam kandungan sampai masa anak-anak. Namun, berdasarkan penelitian ini telah diketahui bahwa tingkat stres yang tinggi selama kehamilan berdampak pada janin karena hormon stres ditransfer ibu ke janin melalui plasenta.
Stres pada ibu hamil berdampak pada kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah
Seperti dilansir dari webmd, Ann Borders, dokter kandungan di Evanston Hospital, NorthShore University HealthSystem mengatakan bahwa terdapat beberapa data yang menunjukkan bahwa stres kronis yang tidak dapat ditangani oleh ibu hamil berhubungan dengan bayi BBLR (berat badan lahir rendah) dan lahir prematur.
Penelitian oleh Wadhwa, et al. (1993) menunjukkan bahwa ibu yang mengalami tingkat stres psikologis tinggi selama hamil berhubungan dengan berat lahir bayi yang lebih rendah dan ibu lebih mungkin untuk melahirkan prematur (sebelum usia kandungan 37 minggu). Wadhwa juga mengatakan bahwa beberapa perubahan biologis terjadi ketika ibu stres, termasuk peningkatan hormon stres, dan meningkatkan kemungkinan infeksi intrauterin. Janin akan merespon rangsangan stres dari ibu dan menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi.
Bagaimana cara menangani stres saat hamil?
Normal bagi ibu hamil untuk mengalami stres. Namun, ibu hamil harus bisa mengontrol stres, bukan merasa bersalah dengan stres yang justru membuatnya semakin parah. Setiap orang mempunyai cara berbeda untuk menangani stresnya, sehingga penting untuk mengenali diri sendiri. Dalam menangani stres, Anda dapat memulai dengan mengakui apa yang membuat Anda stres, kemudian mencari tahu cara terbaik untuk menangani stres tersebut.
Terkadang berbicara dengan ibu hamil lain dapat membantu Anda mengurangi stres karena Anda menceritakan masalah dan bertukar pikiran dengan ibu-ibu hamil lain sehingga Anda tidak terlalu khawatir dengan masalah Anda.
Cara lain adalah dengan menuliskan masalah Anda. Menulis semua yang ada dalam pikiran Anda dapat membuat Anda mempunyai ide untuk memecahkan masalah. Anda juga bisa melakukan yoga atau olahraga lainnya yang membuat Anda merasa tenang dan rileks. Paling penting adalah menemukan suatu pekerjaan untuk yang membuat Anda senang.
Selain itu, dukungan dari keluarga, teman, dan orang sekeliling Anda sangat dibutuhkan untuk membuat Anda bahagia dan memastikan kesehatan Anda. Hindari pertengkaran sekecil apapun dengan orang sekeliling Anda agar tidak menambah beban pikiran Anda. Usahakan untuk selalu berpikir positif karena dapat membuat hati Anda senang.